Peraturan seharusnya tidak untuk dilanggar


Betapa banyaknya peraturan yang dibuat hanya untuk dilanggar. Alangkah lucunya bila sebuah peraturan hanya menjadi pajangan dari si pembuat peraturan yang notabene  tak satupun menghargai esensi dari peraturan itu sendiri. Peraturan adalah sebuah blokade bagi aksi yang tidak terkontrol dari entitas tertentu yang lupa hakekat dirinya berada di mana. Ini adalah kenaifan yang semakin kuat mengakar di sendi-sendi kehidupan masyarakat di Indonesia. Parade-parade kebrutalan yang menari-nari seolah tidak ada kekuatan yang mampu menahannya. Tindakan semau sendiri menjadi tabir kekalutan dari wajah di negeri ini yang hanya bicara saja namun prakteknya nol.
Mereka yang bangga ketika melanggar peraturan adalah pihak-pihak yang tidak memiliki rasa estetika yang sesungguhnya. Sungguhpun demikian menjadi budaya yang tidak kita harapkan sebelumnya. Yah dinamika yang terjadi di masyarakat sekarang ini adalah buah dari masa kini yang tidak terurus oleh masing-masing dari kita yang telah keluar jalur dari cita-cita luhur medio lampau.
Memang kita harus menegakkan peraturan dari diri kita sendiri dahulu. Namun bagaimanakah caranya saat diri kita berada di lingkungan yang selalu menciptakan paradigma untuk melanggar peraturan. Bagai bak simalakama yang langgeng berlangsung lama akankah ini menuju titik kulminasi? Sebenarnya kita sebagai anak muda harus dapat mematahkan lingkaran setan dan parasitisme dari kultur yang tidak perlu kita contoh. Sebisa mungkin dari pemuda untuk berani menjadi pelopor terciptanya keharmonisan dari sebuah peraturan yang kembali pada asas lamanya sebagai pengendali dari ketertiban bermasyarakat.

No comments:

Post a Comment